Berkah
Qiyamul-lail
Bagi Umat manusia
Alkisah seorang muslimah bernama Indah
(nama samaran). Dia berumur 20 tahun.
Aktifitas dakwah kampusnya luar biasa,
namun sayang sebagian besar keluarganya
masih
dangkal pemahaman Islamnya.
Hingga suatu ketika, ia dicintai oleh
seorang
beretnis Cina beragama Budha. Sebut
saja
namanya Cen. Cen adalah seorang
saudagar
kaya, aset kekayaannya sangat besar di
ibukota,
Jakarta.
Suatu sore, lamaran menikah datang pada
Indah
dari Cen. Semua anggota keluarga
membujuk
Indah agar ia mau menerimanya. Ibunya
Indah,
terutama dia sangat mendukung. Om Indah
yang
merupakan teman dari Cen bersemangat
menjodohkan mereka berdua. Nenek
memaksa
Indah untuk menerimanya. Dan paksaan
untuk
menikah dengan orang budha itu terus dirasakan
olehnya. Dengan dalih Cen adalah orang
kaya,
berharta.
Indah begitu tertekan dengan keadaan.
Malah
semua anggota keluarganya mulai
menerbitkan
rasa benci pada dirinya jika ia tak mau
menerima
Cen. Ia semakin tertekan orang-orang
yang
dicintainya mendadak benci padanya.
Cen pun tak menyerah mendapatkan Indah.
Seorang gadis muslim, yang sungguh
haram bagi
orang non muslim. Sungguh!. Cen tak
kehabisan
akal. Saking ngebetnya Cen pada Indah,
Cen
mengeluarkan pernyataan.
”Aku rela meninggalkan agamaku
untukmu.....”
Seketika Indah kaget mendengar statement
itu.Posisi Indah semakin terjebit. Dia
tak pernah
mencintai Cen dan tak pernah ia ingin
menikah
dengannya karena alasan agama. Bagi
seorang
aktivis dakwah kampus itu, aqidah
adalah nomor
satu. Hatinya mulai tertarik pada Cen
kalau ia
berpindah Islam. Nampaknya cara Cen ini
cukup
ampuh menggelincirkan hati Indah. Namun
ia
belum yakin, akhirnya ia klarifikasi.
Apa betul Cen
mau menjalankan Islam dengan sepenuh
hati?.
Ternyata semua jawabannya tak
meyakinkan
Indah. Ketika Cen tahu tentang puasa,
dia berdalih
tidak bisa melakukannya karena sakit
mag. Ketika
Cen tahu naik haji, dia berdalih berat
dilakukan. Di
Mekah panas!, begitulah alasannya.
Astaghfirullah....Dan banyak lagi pernyataan
menunjukkan ketidakseriusannya pada
Islam.
Dan akhirnya, Indah berkata TIDAK
dengan tegas
menolak lamaran itu. Semua anggota
keluarga
mencibirnya
dan membencinya. Ia tertekan.
Puncaknya, sang ibu masuk rumah sakit
karena
mendengar Indah menolak Cen. Indah
semakin
disalahkan. Tak ada seorangpun
mendukungnya.
Air mata menjadi seorang teman yang
setia
baginya setiap hari. Berbagai upaya ia
lakukan
untuk meyakinkan anggota keluarganya
bahwa
seorang wanita muslim tak halal menikah
dengan
orang non muslim. Namun upaya itu tak
berhasil.
Semuanya masih kukuh dalam
pendiriannya,
”Indah harus menikah dengan Cen”.
Dan tegakkanlah
shalat itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang)
dan pada bagian permulaan dari
malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang
yang ingat (Q.S
Hud: 114).
Instruksi dari Alloh SWT lewat ayat di
atas Indah
lakukan. Sampai di sepertiga malam
akhir, di
hening malam. Ia tunaikan Qiyamul
Lail. Ia berfikir,
tak ada yang bisa menolong saat itu
kecuali Alloh
SWT. ”Cukuplah Engkau Ya Alloh sebagai
penolong hamba...”, desahnya. Ia
panjatkan doa
dan berserah diri padaNya. Sementara
penjara
pernikahan dengan orang Budha menanti. Ia
tak
kuasa membendung air mata. Ia terus berdoa,
memohon pertolongan dari semua
kesulitan dan
tekanan yang mengekangnya. Dia sudah
menyempurnakan ikhtiar. Tak ada respon
positif
dari keluarga. Tak ada yang
mendukungnya.
Bersama kesulitan ada kemudahan. Ternyata
kebesaran Alloh SWT itu datang juga.
Ketika
ikhtiar Indah sudah sempurna berita
mengejutkan
terdengar beberapa minggu kemudian. Cen
dialihkan hatinya pada wanita lain. Mu'jizat
Qiyamul Lail terasa. Qiyamul Lail itu mengubah
segalanya. Subhanallah!
Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik.
Dan wanita yang buruk adalah untuk laki-laki yang
buruk. Allohuakbar!!
Semoga Bermanfaat kawan
ku semuanya
No comments:
Post a Comment